Karakter moral ibu profesional

Assalamualaikum teman-teman, yuk bahas karakter moral ibu profesional. Jadi, materi matrikulasi jelajah zona pekan ini adalah tentang karakter moral ibu profesional. Penasaran, ada berapa dan apa saja karakter moral ibu profesional?

Karakter Moral Ibu Profesional :

Karakter moral ibu profesional

  1. Never stop running, mission is alive
  2. Don't teach me, I love to learn
  3. I know, I can be better
  4. Always on time
  5. Sharing is caring

Setelah mengetahui lima karakter moral ibu profesional, perasaan saya adalah :

Hal yang saya rasakan setelah saya mengetahui lima karakter moral ibu profesional adalah saya jadi termotivasi untuk memiliki 5 karakter moral tersebut dalam menjalankan peran saya sebagai seorang ibu dengan satu anak balita. Tiga dari lima karakter tersebut menurut saya sudah melekat dalam diri saya selama ini. 

Refleksi karakter moral ibu profesional pada diri dan kehidupan saya dalam menjalankan peran sebagai perempuan maupun seorang istri atau ibu :

1. Never stop running, the mission is alive

Selama ini saya merasa harus selalu memperbaiki diri, tidak boleh berhenti memperbaiki diri. Memantaskan diri menjadi seorang wanita, istri dan ibu yang shalihah, meskipun masih jauh. Karena tujuan kita diciptakan sebagaimana dalam QS Az zariyat ayat 56 adalah untuk beribadah kepada Allah semata. 

2. Don't teach me, I love to learn

Seperti yang disampaikan Widya Iswara ketika menjelaskan materi karakter moral ibu profesional ini. Ternyata dalam setiap peran kita kita sangat butuh belajar ilmu baru. Misalnya ketika wanita sedang hamil, dia butuh ilmu tentang kehamilan, lalu ilmu tentang merawat bayi baru lahir, ilmu tentang laktasi, ilmu tentang stimulasi bayi, ilmu tentang MPASI, dan seterusnya. 

Masih banyak ilmu yang perlu dipelajari seiring bertumbuhnya sang anak. Kita bisa memilih ilmu yang ingin kita pelajari sesuai kebutuhan kita  sendiri saat itu. Apalagi di zaman sekarang yang begitu mudahnya mendapatkan informasi maupun ilmu tertentu.

Itu pula yang saya rasakan. Dulu ketika ada kulwap tentang MPASI, menyapih atau toilet training tanpa pikir panjang saya ikuti, karena saya merasa butuh ilmu tersebut saat itu.

Selain itu saya juga senang belajar yang rutin dan terstruktur. Belajar agama dari dasar, karena saya sadar ilmu agama saya sangat terbatas. 

3. I know I can be better

Dengan bermodalkan keyakinan bahwa 'saya bisa lebih baik lagi' menjadi pemantik semangat bagi saya untuk terus belajar dan belajar. Saya yakin apa yang saya pelajari saat ini akan berdampak positif bagi saya dan lingkungan terdekat saya biidznillah. 

Lelah itu pasti, tapi insyaallah apa yang kita pelajari menjadikan kita lebih baik lagi. Belajar tahsin misalnya, saya harus mengalokasikan waktu saya 3x dalam satu pekan selama 1,5 jam untuk masing-masing pertemuan. Dan saya perlu mendatangi tempat tahsin di waktu yang telah ditentukan tersebut. 

Karakter moral yang akan diasah pada pekan ini :

Always on Time

Saya sedang melatih kemampuan saya untuk memanajemen waktu dengan baik. Setelah mendengarkan materi tentang karakter moral ini saya merasa tertantang untuk berlatih bagaimana melakukan segala sesuatu tepat waktu. 

Saya melatihnya dengan cara :

Membuat list aktifitas harian sesuai dengan kandang waktu. 

  • Pagi sebelum jam 9 mengerjakan pekerjaan domestik, sarapan dan memandikan anak. 
  • Jam 9 sampai Dzuhur, menemani anak bermain. 
  • Dzuhur sampai ashar, isoma, menidurkan anak, dan mengerjakan tugas yang ada (misi IIP, Ujian pekanan TSL, evaluasi harian HSI, waajibat pekanan BINA). 
  • Ashar sampai Maghrib, lipat baju, tahsin atau beberes rumah. 
  • Maghrib sampai jam 21.00 makan, sholat, santai, menidurkan anak. 
  • Pukul 22.00 sampai 03.30 tidur.

Mencatat to do list pada hari tersebut, sesuai kapasitas diri. 

Berdasarkan pengalaman saya, ketika saya menulis to do list terlalu banyak maka dampaknya akan membuat saya lelah sebelum saya menyelesaikannya. Sehingga setelah kita mencoba membuatnya dalam jangka waktu tertentu, kita akan bisa mengukur kapasitas diri kita untuk mengerjakan hal apa saja dalam satu hari tersebut.

Mengingat-ingat kembali bahwa kita akan dimintai pertanggungjawaban atas waktu yang kita lewati.

Dan mengingat betapa ulama dahulu sangat menjaga waktu mereka melebihi penjagaan mereka terhadap harta mereka.

Perasaan saya ketika melatih karakter moral always on time :

Meskipun masih trial and error, tapi saya optimis dan yakin cepat atau lambat saya akan menemukan pola terbaik saya untuk memanajemen waktu, biidznillah. Ketika merasa kurang maksimal di hari ini, masih bisa kita perbaiki lagi di hari selanjutnya. 






Comments

Popular Posts